Cowo Muslim Kenapa Harus Pakai Celana Cingkrang (di atas mata kaki) ?

Cowo Muslim Kenapa Harus Pakai Celana Cingkrang (di atas mata kaki)

Isbal? No!
Apa sih susahnya? Kan tinggal cuman meninggikan celana sedikit di atas mata kaki kok, tetep gaul kok!

Isbal (memanjangkan pakaian hingga di bawah kedua mata kaki bagi lelaki) termasuk perbuatan dosa yang diremehkan oleh sebagian umat Islam. Sementara hadits-hadits tentang larangan berisbal-ria telah mencapai derajat mutawatir maknawi, lebih dari dua puluh sahabat meriwayatkannya. Klik -> Celana Laa Isbal, jika anda mencari celana cingkrang di atas mata kaki

jual celana cingkrang
Para ulama telah sepakat bahwasanya isbal itu harom hukumnya jika dilakukan karena sombong.
Mereka berselisih pendapat jika isbal dilakukan bukan karena sombong. Akan tetapi kita dapati pernyataan para ulama yang tidak menyatakan harom bagi pemakai pakaian atau celana panjang isbal tanpa kesombongan, mereka menyatakan bahwa isbal tanpa kesombongan hukumnya makruh (dibenci oleh Alloh). Karenanya bisa kita katakan bahwa para ulama sepakat jika isbal tanpa kesombongan adalah makruh.
Jika yang kita dapati orang-orang yang berisbal ria adalah orang-orang awam yang tidak mengetahui ilmu tentangnya maka masih bisa kita maklumi, akan tetapi yang menyedihkan adalah sebagian para juru dakwah yang sengaja berisbal ria, bahkan mencibirkan orang yang berpakaian/bercelana panjang ngatung di atas mata kaki. Padahal minimal hukum isbal tanpa kesombongan adalah makruh. Apalagi pendapat yang lebih kuat bahwasanya hukumnya adalah haram meskipun tanpa kesomobongan, dan semakin bertambah keharamannya jika disertai dengan kesombongan.

Dasar2 Hukumnya :
Sabda Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang tercantum di dalam Hadits Abu Daud, Kitaabul Libaas (Catatan Pakaian), Juz 2, Bab Perkiraan Tempat Pakaian, secara berturut-turut akan dijelaskan di bawah ini, yang artinya: “Pakaian orang islam itu sampai separo betis dan tidak berdosa jika antara separo betis dengan kedua mata kaki, pakaian yang melebihi kedua mata kaki itu dalam neraka. Barang siapa yang melembrehkan (memanjangkan pakaiannya sampai melebihi kedua mata kakinya) dengan sombong (sengaja menolak kebenaran dan meremehkan), maka Alloh tidak akan memperhatikannya”.

Di dalam Hadits Abu Daud, dari Abi Huroiroh berkata: Suatu saat ada seorang laki-laki sholat dengan mengisbaalkan / memanjangkan / melembrehkan pakaiannya sampai melampaui mata kaki nyapu jagad lantas Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya, yang artinya: “Pergilah terus berwudhu’lah kamu”. Lantas ia pergi lalu bewudhu’ kemudian ia datang lagi, terus Rosululloh bersabda “Pergilah terus berwudhu’lah kamu”. Maka ada seorang laki-laki berkata kepada Rosululloh “Ya Rosululloh, mengapa engkau menyuruhnya berwudhu”. Kemudian Rosululloh diam karenanya. Rosuululloh bersabda “Karena ia sholat mengisbaalkan / melembrehkan pakaiannya sehingga melampaui mata kakinya sedang sesungguhnya Alloh Ta’alaa tidak menerima sholat seorang laki-laki yang melembrehkan pakiannya melampaui mata kaki”.

jual celana cingkrang di atas mata kaki
Di dalam Hadits Tirmidzi Juz 3 hal 516, dari Abi Dzar, Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda, yang artinya: “Ada tiga golongan, pada hari Kiamat kelak Alloh tidak akan memperhatikan mereka dan tidak akan mensucikan mereka dan mereka memperoleh siksa yang pedih. Kami (Abi Dzar) bertanya: “Siapa mereka itu, ya Rosulaloh? Mereka itu sungguh rugi dan merugi”. Maka Rosululloh bersabda: “Orang yang mengungkit-ungkit dan orang yang mengisbal/melembrehkan pakaiannya dan orang yang menawarkan barang dagangannya dengan bersumpah dusta”.

Di dalam Hadits Shohih Bukhori, Kitaabul Libaas, Nabi bersabda, yang artinya: “Pakaian yang lebih bawah daripada kedua mata kaki maka di dalam neraka”

Di dalam Hadits Abu Daud, Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda, yang artinya: ”Dan tinggikanlah pakaian kamu sehingga separo betis, jika kamu tidak mau maka separo kedua mata kaki, dan takutlah akan melembrehkan/memanjangkan pakaian karena itu termasuk kesombongan. Dan sesungguhnya Alloh tidak senang pada kesombongan ”.

Di dalam Hadits Abu Daud, dari Abi Huroiroh berkata: Suatu saat ada seorang laki-laki sholat dengan mengisbaalkan / memanjangkan / melembrehkan pakaiannya sampai melampaui mata kaki nyapu jagad lantas Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya, yang artinya: “Pergilah terus berwudhu’lah kamu”. Lantas ia pergi lalu bewudhu’ kemudian ia datang lagi, terus Rosululloh bersabda “Pergilah terus berwudhu’lah kamu”. Maka ada seorang laki-laki berkata kepada Rosululloh “Ya Rosululloh, mengapa engkau menyuruhnya berwudhu”. Kemudian Rosululloh diam karenanya. Rosuululloh bersabda “Karena ia sholat mengisbaalkan / melembrehkan pakaiannya sehingga melampaui mata kakinya sedang sesungguhnya Alloh Ta’alaa tidak menerima sholat seorang laki-laki yang melembrehkan pakiannya melampaui mata kaki”.

Maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa berpakaian muslim “ngatung” di atas mata kaki itu tidak hanya dipakai waktu sholat saja, namanya saja pakaian orang muslim sudah barang tentu selalu dipakai setiap sa’at, 24 jam, dimanapun kita berada, selama kita masih merasa sebagai orang muslim.
Kalau kita sebagai umatnya tidak mau berpakaian seperti itu lalu siapa yang akan mengindahkan sabda Rosululloh tersebut?
Katanya kepingin masuk surga, kok membangkang, mengikuti hawa nafsu, tidak taat kepada Rosululloh!
Ingatlah Pribahasa mengatakan “Pelari marathon gagal mencapai garis finish bukan karena sepatunya terganjal gunung melainkan karena di dalamnya ada batu kerikil”.
Begitu juga orang gagal masuk surga karena ia mati masih membawa dosa. Dasarnya firman Alloh di dalam Al-Qur’an, Surat Thoohaa, No. Surat: 20, Ayat: 74, yang artinya: “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam, di dalamnya ia tidak mati, tidak (pula) hidup”.
Bagi orang laki-laki muslim berpakaian ngatung di atas mata kaki itu merupakan Libaasut Taqwaa pakaian taqwa, sehat, jauh dari kotoran, kuman dan najis, sayang isteri karena mudah mencucinya serta cermin orang muslim yang bertaqwa kepada Alloh. Alloh berfirman di dalam Al-Qur’an, Surat Al-A’roof, No. Surat: 7, ayat: 26, yang artinya: “Dan pakaian taqwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, agar mereka selalu ingat”.

Hasilnya orang muslim yang taat kepada Alloh dan Rosul-Nya adalah masuk surga. Dasarnya adalah firman Alloh dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisa’, No. Surat: 4, Ayat: 13, yang artinya: “Dan barangsiapa ta’at kepada Alloh dan Rosul-Nya, niscaya Alloh memasukkannya kedalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai dan mereka (hidup) kekal di dalamnya, dan itulah keberuntungan yang besar”.
Hasilnya orang muslim yang mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya adalah masuk neraka. Dasarnya adalah Al-Qur’an Surat An-Nisa’ No. Surat: 4, Ayat: 14, yang artinya: “Dan barang siapa yang menentang kepada Alloh dan Rosul-Nya dan melanggar batas-batas/ketentuan-Nya maka Alloh memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia mendapat siksa yang menghinakan”.

Dalam beribadah hendaknya kita jangan melihat pantas atau tidaknya menurut manusia termasuk dalam hal berbusana muslim tetapi melihatlah dasar hukumnya menurut Alloh dan Rosul-Nya, karena hanya Alloh dan Rosul-Nya yang dapat menjamin seseorang masuk surga atau neraka. Dan setiap aktivitas ibadah termasuk berbusana muslim jangan lupa kita niati semata-mata hanya karena Alloh, mengharapkan mendapat rohmat, keridhoan Alloh dan merasa takut dari adzab, murka, neraka Alloh sehingga ibadah kita tidak akan lapuk karena hujan dan tidak akan lekang karena panas, maju bukan karena pujian dan mundur bukan karena cacian tetapi semata-mata karena idzin Ilaahi Robbi. Di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Isroo’, No. Surat:17, Ayat: 57, Alloh berfirman, yang artinya: “Dan mereka megharapkan rohmat-Nya, dan takut akan adzab-Nya”.

Mudah-mudahan dengan memahami yang benar terhadap dalil-dalil tersebut di atas, kita dapat mengubah cara berbusana kita yang belum sesuai dengan yang diinginkan oleh Rosululohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam menjadi berbusana muslim, berpakaian taqwa. Berpakaian yang diharapkan Alloh dan Rosululloh.